Pemkab Lampung Tengah Melalui (RSUDDSR) Jalin Kerjasama Dengan RSUD Dr.Abdul Moeloek Dan (FK Unila)

Berita Kesehatan, LAMPUNG TENGAH, lamteng.com. –Pemkab Lampung Tengah melalui Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya (RSUDDSR) menjalin kerja sama dengan RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Lampung dan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi dan Respiratori. Memorandum of understanding (MoU) ditandatangani Dekan FK Unila dr. Dyah Wulan Sumekar R.W.,S.K.M., M.Kes., Direktur RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek dr. Hery Djoko Subandriyo, M.K.M., dan Direktur RSUDDSR dr. Otniel Sriwidiatmoko, M.M. disaksikan Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto, S.Sos. dan Wakil Rektor Bid. Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Unila Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E.,M.Sc. di aula RSUDDSR.

Menurut dr. Otniel Sriwidiatmoko, M.M. kerja sama ini guna meningkatkan pelayanan, mutu, dan kiprah RSUDDSR. “Kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, mutu, dan kiprah RSUDDSR. Bukan hanya dengan FK Unila dan RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek, tapi juga dengan yang lainnya,” katanya.

Melalui kerja sama ini, kata Otniel, RSUDDSR menjadi salah satu wahana PPDS Pulmonologi dan Respiratoria. “RSUDDSR jadi wahana program pendidikan dokter spesialis. Khususnya spesialis paru. Di mana, kita hanya punya satu dokter spesialis paru yang juga merangkap jadi dosen. Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini, kita juga bisa merekrut dokter spesialis yang lain,” ungkapnya.

Sedangkan Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E.,M.Sc. menyatakan kerja sama ini dalam rangka pembukaan jurusan dokter spesialis pulmonologi dan respiratori di FK Unila. “Kerja sama ini dalam rangka membuka jurusan dokter spesialis pulmonologi dan respiratori. Apalagi penyakit ini ada di peringkat tiga dari sepuluh jenis penyakit di Indonesia. Lamteng punya potensi banyak penyakit paru. Mudah-mudahan kerja sama ini akan terus berlanjut dan Lampung jadi provinsi yang sehat,” katanya.

Mahatma melanjutkan, jumlah tenaga medis khususnya spesialis paru masih kurang. “Penderita penyakit paru banyak, sementara tenaga medis kurang. Guna mempercepat proses penanganannya, kita buat PPDS Pulmonologi dan Respiratori. Kita tak bisa sendiri. Di kampus tak ada alat praktik yang memadai. RS masih kita bangun dan mudah-mudahan segera selesai. Makanya kita kerja sama dengan RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek dan RSUDDSR,” ujarnya.

Dalam kerja sama ini, Mahatma berharap RSUDDSR bisa jadi wahana pendidikan. “RSUDDSR bisa jadi wahana pendidikan dokter spesialis. Bisa langsung praktik. Di kampus terbatas dan bukan tempat praktik,” katanya.

Dipilihnya RSUDDSR, kata Mahatma, dikarenakan Lamteng punya potensi banyak penderita penyakit paru. “Lamteng punya potensi penyakit paru. Di sini sentralnya industri agro. Mudah-mudahan potensi yang ada berkurang. Tapi, jangan sampai potensi itu ada. Jika ada, kita siap menanganinya,” tegasnya.

Sementara Loekman Djoysoemarto, S.Sos. mengakui bahwa Lamteng masih banyak kekurangan tenaga medis. “Kita memang masih kekurangan tenaga medis. Khususnya dokter spesialis. Apalagi RSUDDSR jadi rujukan rumah sakit lain. Alhamdulillah dengan kerja sama ini bisa membantu tenaga medis yang ada,” katanya.

Loekman juga bersyukur dari banyak rumah sakit yang ada, RSUDDSR ditunjuk untuk menjadi mitra FK Unila dan RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek. “Kita bersyukur banyaknya rumah sakit daerah yang ada, RSUDDSR jadi mitra FK Unila dan RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek. Mudah-mudahan dengan kerja sama ini, ke depan semua kasus-kasus penyakit saluran pernafasan atau paru bisa teratasi,” ujarnya.

Selain itu, Loekman berharap adanya kerja sama ini bisa memperbanyak dokter spesialis paru. “Mudah-mudahan dengan pendidikan penyakit paru ini akan memperbanyak tenaga spesialis paru di Lamteng. Kendala-kendala di lapangan dalam mengatasi penyakit paru juga bisa diatasi,” ungkapnya.

Berita Kesehatan, LAMPUNG TENGAH, lamteng.com.(Adv)

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.