Mustafa Menyambut Baik Keinginan Mahasiswa Mempelajari Ronda

Berita Pendidikan,Lampung Tengah, lamteng.com. Tak hanya mahasiswa asal Chicago Amerika yang tertarik terhadap program ronda yang jalankan Bupati Lampung Tengah, DR. Ir. Mustafa, sebanyak lima mahasiswa asal Patani Thailand Selatan juga menyatakan ketertarikannya terhadap konsep ronda di Lampung Tengah.

Kelima mahasiswa yang kini menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Lampung yakni Ahmad Lahoya, Ahasan Bahak, Arafat Doni, Mareeyah Yusuf dan Suhailah Sidek. Kelimanya langsung menyambangi Bupati Mustafa di rumah dinas bupati Nuwo Balak, Selasa, 12/9/2017 guna wawancara.

Arafat, salah satu dari mahasiswa tersebut mengatakan, di daerahnya yakni Patani Thailand Selatan rawan terjadinya konflik yang disebabkan SARA. Karenanya mereka mengaku sangat tertarik dengan konsep ronda yang selama ini dinilai efektif mengatasi konflik sosial.

“Lampung Tengah sebelumnya juga wilayah yang rawan konflik sosial. Disini kerap terjadi perang kampung, perang antar suku dan lainnya. Tapi akhirnya bisa diredam lewat program ronda. Karenanya kami tertarik sekali untuk melakukan penelitian, seperti apa ronda yang dijalankan di Lampung Tengah dan sejauh mana efektifitasnya,” ungkap Arafat didampingi juru bicara mahasiswa, Hasbun Doya, S.sos.

Penelitian yang dilakukan, lanjutnya, akan Ia ujicobakan di tempat tinggalnya di Patani yang sampai saat ini masih kerap terjadi konflik dan penindasan. “Salah satu konsepsi ronda adalah menjaga keamanan dengan kekuatan rakyat. Dengan menggerakan rakyat, mereka jadi kompak. Terlebih ini Pak Bupatinya terjun langsung. Mungkin program ini dapat dicobtoh di daerah kami,” ujar dia.

Senada diungkapkan Suhailah, mahasiswa lainnya. Mengingat beberapa rekannya mulai menginjak akhir semester dan segera pulang ke kampung halaman, mereka ingin terlebih dahulu mempelajari ronda yang diterapkan Bupati Mustafa.

“Bagaimana ronda bisa meningkatkan keamanan dan menekan konflik. Ini yang ingin kami pelajari dan bawa pulang di kampung halaman nanti. Sebelumnya beberapa sari kami juga pernah ikut terjun langsung ronda. Mudah-mudahan pengetahuan dan pengalaman ini bisa membawa manfaat untuk kami,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Lamteng Mustafa menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik atas keinginan mahasiswa Thailand mempelajari ronda sebagai salah satu kearifan lokal di Indonesia khususnya Lampung Tengah.

Dia menegaskan, ronda adalah salah satu solusi peningkatan keamanan di Lampung Tengah sebagai wilayah terluas di Lampung dan personel keamananya belum memadai.

“Lampung Tengah dengan 28 kecamatan adalah wilayah terluas di Lampung. Tentunya aparat kepolisian tidak bisa bekerja sendirian menjaga keamanan disini. Untuk itu ronda menjadi solusinya. Kita gerakkan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayahnya masing-masing,” ungkapnya.

Tak hanya sekedar keamanan, ronda ternyata memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. “Dengan ronda mereka jadi kompak. Kumpul bareng dan menjaga keamanan juga bareng. Akhirnya komunikasi dan silaturahmi terjalin dengan baik, sehingga gesekan-gesekan yang menyebabkan konflik dapat berkurang. Inilah salah satu manfaat ronda,” pungkas Bupati.

Lampung Tengah – Tak hanya mahasiswa asal Chicago Amerika yang tertarik terhadap program ronda yang jalankan Bupati Lampung Tengah, DR. Ir. Mustafa, sebanyak lima mahasiswa asal Patani Thailand Selatan juga menyatakan ketertarikannya terhadap konsep ronda di Lampung Tengah.

Kelima mahasiswa yang kini menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Lampung yakni Ahmad Lahoya, Ahasan Bahak, Arafat Doni, Mareeyah Yusuf dan Suhailah Sidek. Kelimanya langsung menyambangi Bupati Mustafa di rumah dinas bupati Nuwo Balak, Selasa, 12/9/2017 guna wawancara.

Arafat, salah satu dari mahasiswa tersebut mengatakan, di daerahnya yakni Patani Thailand Selatan rawan terjadinya konflik yang disebabkan SARA. Karenanya mereka mengaku sangat tertarik dengan konsep ronda yang selama ini dinilai efektif mengatasi konflik sosial.

“Lampung Tengah sebelumnya juga wilayah yang rawan konflik sosial. Disini kerap terjadi perang kampung, perang antar suku dan lainnya. Tapi akhirnya bisa diredam lewat program ronda. Karenanya kami tertarik sekali untuk melakukan penelitian, seperti apa ronda yang dijalankan di Lampung Tengah dan sejauh mana efektifitasnya,” ungkap Arafat didampingi juru bicara mahasiswa, Hasbun Doya, S.sos.

Penelitian yang dilakukan, lanjutnya, akan Ia ujicobakan di tempat tinggalnya di Patani yang sampai saat ini masih kerap terjadi konflik dan penindasan. “Salah satu konsepsi ronda adalah menjaga keamanan dengan kekuatan rakyat. Dengan menggerakan rakyat, mereka jadi kompak. Terlebih ini Pak Bupatinya terjun langsung. Mungkin program ini dapat dicobtoh di daerah kami,” ujar dia.

Senada diungkapkan Suhailah, mahasiswa lainnya. Mengingat beberapa rekannya mulai menginjak akhir semester dan segera pulang ke kampung halaman, mereka ingin terlebih dahulu mempelajari ronda yang diterapkan Bupati Mustafa.

“Bagaimana ronda bisa meningkatkan keamanan dan menekan konflik. Ini yang ingin kami pelajari dan bawa pulang di kampung halaman nanti. Sebelumnya beberapa sari kami juga pernah ikut terjun langsung ronda. Mudah-mudahan pengetahuan dan pengalaman ini bisa membawa manfaat untuk kami,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Lamteng Mustafa menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik atas keinginan mahasiswa Thailand mempelajari ronda sebagai salah satu kearifan lokal di Indonesia khususnya Lampung Tengah.

Dia menegaskan, ronda adalah salah satu solusi peningkatan keamanan di Lampung Tengah sebagai wilayah terluas di Lampung dan personel keamananya belum memadai.

“Lampung Tengah dengan 28 kecamatan adalah wilayah terluas di Lampung. Tentunya aparat kepolisian tidak bisa bekerja sendirian menjaga keamanan disini. Untuk itu ronda menjadi solusinya. Kita gerakkan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayahnya masing-masing,” ungkapnya.

Tak hanya sekedar keamanan, ronda ternyata memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. “Dengan ronda mereka jadi kompak. Kumpul bareng dan menjaga keamanan juga bareng. Akhirnya komunikasi dan silaturahmi terjalin dengan baik, sehingga gesekan-gesekan yang menyebabkan konflik dapat berkurang. Inilah salah satu manfaat ronda,” pungkas Bupati.

Berita Pendidikan, Lampung Tengah,lamteng.com.(AS)

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.